ANALISA DAN KUALITAS BATUBARA
Parameter
Kualitas batubara
Analisa
Proksimat
Merupakan dasar utama dalam semua
pengujian kualitas batubara. Kelembaban udara kering, abu, dan kandungan
volatil matter dapat ditunjukkan langsung.Kandungan campuran karbon 100 %
didapatkan perbandingan.
Kandungan abu dalam beratnya
merupakan sisa dari bahan organik setelah Dua langkah dari proses pemanasan
dapat berfungsi pada batubara bersulfur tinggi dengan tanda2 pemanasan secara
perlahan untuk meminimallisir kandungan abu sulpur
Asal abu berasal dari zat – zat
mineral yang ada dalam sampel batubara,
tetapi setelah incineration pada suhu 750 – 815 C sampai berat yang konstan
dalam ventiled fornen. Perbedaan dalam temperatur yang dibuat
oleh BS/ ISO merupakan perbandingan dari ASTM yang telah dipublikasikan yang
respective dengan suhu maksimum 815 dan 750 C.
Tipe batuan batu bara yang biasanya
muncul sepanjang permukaan adalah clay
sulphida kwarsa dan karbonat yang biasanya mineral yang sering muncul dari
tipe batuan ini yang terdapat pada tabel
212 proses devolatilisesion (kehilangan zat-zat terbang dari senyawa-senyawa
yang sedang mengalami perubahan menjadi batu bara) disebabkan oleh perubahan
kimia yang terdapat pada zat mineral :
1.
hilangnya air kristalisasi dari lempung dan mineral hidrated
lainnya.
2.
hilangnya karbon dioxit dari
karbonat
3.
oksidasi pyrit dari sulfida besi dan oksida besi
4.
kandungan dari pelepasan okdida sulfur oleh dasar dari
komponen abu seperti calcium dan oksida magnesium.
5.
penguapan dan decomposition klorin
Kandungan abu sangat penting karena
dapat mengurangi tingkat pemanasan batubara, ini menunjukkan suatu harga mati
selama transportasi, ini memberikan indikasi pengotoran suatu batubara dan hance
the extend yangmana dibutuhkan untuk
pencucian atau persiapan sebelum digunakan, batas tipikal dapat dilihat pada
tabel 2.1.1 sebesar 12 – 20 % untuk pemasaran internatioanal batubara. Hal
ini biasa digunakan untuk memperkenalkan
tingkatan dari awal batubara untuk mengurangi laju kandungan abu sampai pada
tingkat yang ekonomis.
Untuk perdagangan batubara domestik,
tidak hanya melibatkan transportasi dari penambangan ke power station.kandungan
abu tertinggi sebesar 30 % biasanya disesuaikan dengan laju produksi secara
langsung, bagaimanapun juga zat mineral dan atau abu tidak menunjukkan sifat
asal an inert diluent , tetapi selalu mempengaruhi berbagai aspek
pembakaran secara kompleks dan sering juga menjadi masalah yang tidak dapat
diprediksi.
Kandungan zat volatile dalam
batubara dapat ditentukan dari percobaan pemanasan 1 gr sampel dalam platinum
(ASTM) atau silika (BS). Untuk mengetahui kehadiran udara pada suhu
930 C (ASTM) atau 900 C untuk minimal 7
(BS).
Presentase kehilangan berat, kecil
koreksi untuk kandungan kelembaban udara keringnya, memberikan kandungan zat
volatile yang dilepaskan pada awalnya lebih didominasi ole karbonmonoksida,
karbondioksida, metan, air dan tar vopourus yang berasal dari struktur
batubata organik. Dalam penambahannya sangat kecil tetapi cukup signifikan,
kontribusi zat volatil dari mineral gabungan. Karbon dioksida, ir, gas sulpur
yang terpisahkan dari karbonat, mineral lempung dan pirit besi, respectively,
zat volatil ketika ditunjukkan pada zat- zat mineral free basis
seharusnya memakai ini untuk menghitung dengan formula yang tepat, proses
seleksi tergantung pada analisis
perolehan data. Contohnya perhitungan (2.1.1) membutuhkan pengetahuan
kandungan sulphur dan karbondioksida pada batubara.
………….(2.1.1)
Normalnya, Metode ASTM dengan akir
temperatur tinggi menghasilkan kandungan volatile matter yang lebih tinggi
daripada menggunakan metode yang lain.
Pengurangan zat volatil pada
batubara secara progresive dapat
coalifikasi. Konsekuensinya kedua parameter tadi dikenalkan pada
klasifikasi nasional dan international. Jarak tipikal dari suatu zat volatil
ditunjjukan pada tabel 2.1.3 yang merupakan campuran karbon dan rasio bahan
bakarnya, dalam batubara yang menunjukkan perbedaan kematangan.
Ini akan menjadi penting untuk
mengakui perbedaan dari dasar dasar pengukuran yang digunakan untuk
menggambarkan parameter diatas.
Analisa yang pokok adalah analisa
proksimat yang menentukan jumlah relatif dari kelembaban,volatile matter, abu ,
dan karbon yang dihasilkan setelah pemanasan absence udara pada 900 C. Mode
dari analisys menunjukkan sampel yang representatif dengan udara kering dibawah
kelembaban dan kondisi temperatur